Saturday, December 13, 2008

Taman Sari, Riwayatmu Kini

Menjelang hari raya kurban kemarin, aku sempatin datang ke Taman Sari. Niat awalnya sih mau foto-foto berempat, yah sayangnya gak bisa kesampaian. Akhirnya aku, Teta, adekku, plus pacarnya, berangkat.

Berhubung hari libur, suasana Taman Sari ramai juga. Banyak juga wisatawan luar negeri lo. Bahkan sempat kita lihat, ada beberapa pasangan yang melakukan foto pre-wedding. Taman sari memang jadi tempat yang unik buat sotret menyotret, karena bangunannya yang khas.


Sayangnya, Taman sari berkesan tak terawat, pemeliharaan asal-asalan. Masa disela-sela jendela Taman Sari ada penduduk yang jemur kerupuk dan sayur mayur? Belum lagi jemuran warga yang bergelantungan di kawasan Taman, hmm, apa kata para wisatawan ya.


Pengunjung juga ada yang edan. Kalau bawa camilan, buangnya sembarangan, yaiks. Kok ya nggak ada petugas yang patroli kebersihan tiap saat ya? Pengunjungnya bandel, pengelola ya cuek. Parah deh.

Kondisi kompleks Taman Sari yang menyatu dengan perkampungan, memberikan resiko demikian. Bukan malah terkesan eksklusif. Kalau pemanfaatan warga bisa memberikan kontribusi buat Taman Sari ya, malah lebih bagus lagi. Misalnya ada yang membuka kursus membatik, atau buka warung, kan malah membantu pemasukan warga sendiri. Batik juga menambah nilai wisata.


Kalau penduduk sekitar cuma melakukan pungutan liar ke pengunjung, atau menambah kesan jorok (seperti menjemur baju di bangunan Taman sari), malah bikin ilfil. Nilai sejarahnya malah jauh berkurang. Jangan-jangan suatu saat Taman Sari hanya akan jadi warisan yang dilupakan orang.

No comments: